THE BEST SIDE OF KOTA TUA

The best Side of kota tua

The best Side of kota tua

Blog Article

This generally leads to visitors not genuinely encountering wherever locals store or how they store prior to they depart town.

It appears like you have been misusing this element by going as well rapidly. You’ve been quickly blocked from using it.

Menurut Ara, warga Glodok yang ia temui merasa senang karena ada yang memperkenalkan kultur mereka kepada turis mancanegara maupun domestik, terutama bagi orang muda yang semakin tertarik mengenal budaya dan sejarah lokal.

As your boatman rows you around the harbour and in between the vibrant two-masted wood boats, they can indicate their origins by reading their names. These wooden vessels journey from ports as far away as Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, and past.

Selain keinginannya untuk belajar Bahasa Mandarin, ia juga tertarik dengan mengembangkan usahanya sendiri di Indonesia usai lulus dari universitas.

Sejarawan Rushdy Hosein menjelaskan bagaimana di masa lalu, kelompok minoritas yang terisolir menjadi goal empuk di manapun mereka berada. Hal tersebut menjadi katalis bagi peristiwa-peristiwa kelam yang melekat di permukiman tersebut.

In the meantime, These eager to take pre-wedding day pictures may think about Rumah Akar, an vacant setting up with a corner of Kota Tua that has big roots growing within. Available for lease for Rp 200,000 for every hour, the spot is tad creepy, but it's popular for both of those pictures and video shoots. 

This Road features every little thing you’d anticipate from the vivid wet market place – from sea cucumbers to crabs, juicy mangoes, unique snakeskin fruit, crisp bok choi, and also buckets teeming with eels.

Bakso tenis meja Untuk rasa kuahnya sendiri sudah tak usah diberi bumbu tambahan lagi karena sudah lezat dan gurih bagaimana campuran antara kaldu sapi yang digunakan dengan minyak hasil rebusan bakso urat

On the bottom flooring, you’ll come across several dining places serving halal and non-halal food stuff, Although some tempting food stands are on the second ground. The ambiance is energetic and youthful, and there’s no lack of Insta-deserving places to snap images.

We spotted a bunch of Indonesians with cameras at one of the entrances and walked about website to mention hello there. They informed us to attend, and about 10 minutes later, another person unlocked the gate.

Tiket masuk Petak Sembilan Glodok gratis karena area ini merupakan kawasan pemukiman, sentra perdagangan, dan juga sentra kuliner tradisional Tionghoa, bukan sebuah objek wisata komersil.

Sebagai salah satu orang muda keturunan Tionghoa yang masih giat menjalankan usaha sendiri, Lalita merasa perlu ada lebih banyak anak muda Tionghoa yang ikut serta dalam mengembangkan masa depan Glodok.

Suasana Tionghoa begitu kental begitu Anda sampai di sana. Di depan restoran ada enam teko teh di pintu masuknya. Di sini juga terdapat teh free of charge. Konon memang budaya membagikan teh gratis sudah dari zaman dahulu yang disediakan untuk para pedagang dan pejalan kaki yang kehausan.

Report this page